Struktur Pengendalian Intern


Struktur Pengendalian Intern

1. Pendahuluan
            Suatu perusahaan yang telah berjalan tidak boleh tidak memonitor kegiatannya dan hasil yang dicapainya. Dimana manajemen harus mempunyai pandangan dan sikap yang profesional untuk memajukan atau meningkatkan hasil yang telah dicapainya. Pandangan dan sikap tersebut di atas dinyatakan dalam kesibukan manajemen untuk selalu melihat, meneliti, menganalisa dan mengambil keputusan atas laporan-laporan yang telah sampai ke atas meja mereka. Dan laporan tersebut yang digunakan sebagai dasar keputusannya baik untuk mengendalikan atau mengarahkan biasanya berbentuk meringkas kejadian yang paling terakhir terjadi dan kondisi perusahaan. Unit/satuan pengukurannya tidak hanya menggunakan rupiah tetapi juga satuan jam kerja (yang terpakai), satuan berat, penggunaan karyawan (keterlibatan) atau ukuran yang lain yang diperlukannya.  Di samping laporan berfungsi untuk mengendalikan dan mengarahkan, laporan juga mempunyai arti untuk menilai yaitu apakah:
1.      Kebijaksanaan perusahaan yang telah ditentukan dijalankan atau belum?
2.      Apakah kondisi keuangannya sehat?
3.      Kegiatan penjualannya menguntungkan?
4.      Bagaimana hubungan antar bagian/divisi atau departemen berlangsung harmonis atau tidak?
         Pemeriksaan yang dilakukan secara terus-menerus dan analisa laporan dan catatan-catatan sering disebut pengendalian intern. Jadi hanya dengan pemeriksaan yang terus berkesinambungan dan menganalisa. Setiap laporan dan catatan-catatan dan mendalami dari mana laporan semua didapat, maka manajemen dapat meletakkan kepercayaannya terhadap laporan yang diberikan padanya dan akan digunakan atau dipakai untuk mengambil sebuah kebijakan.

  
2. Pengertian Struktur Pengendalian Intern
(Ikatan AkuntanIndonesia, 2001) mendefinisikan pengertian struktur pengendalian intern sebagai:
Suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personil lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini:
1.      Kehandalan pelaporan keuangan.
2.      Efektivitas dan efisiensi operasi.
3.      Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Menurut (Mulyadi, 2002), dari pengertian struktur pengendalian intern tersebut terdapat beberapa konsep berikut ini:
1.      Bahwa struktur pengendalian intern merupakan suatu proses untuk menapai tujuan tertentu.
2.      Struktur pengendalian intern merupakan suatu rangkaian yang bersifat pervasive dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan.
3.      Struktur pengendalian intern dijalankan oleh orang dari setiap jenjang organisasi, yang mencakup dewan komisaris, manajemen dan personil lain.
4.      Struktur pengendalian intern diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai bagi manajemen dan dewan komisaris, entitas, bukan keyakinan mutlak.
5.      Struktur pengendalian intern ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan: pelaporan keuangan, kepatuhan dan operasi.
            Kesimpulannya adalah struktur pengendalian intern memegang peranan penting dalam organisasi perusahaan untuk dapat merencanakan, mengkoordinasikan dan menguasai atau mengontrol berbagai aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan. Pengendalian intern mencakup kebijakan dan prosedur-prosedur yang ditetapkan untuk memberikan jaminan tercapainya tujuan tertentu perusahaan. Konsep struktur pengendalian intern didasarkan atas tanggung jawab manajemen dan jaminan yang memadai untuk menetapkan dan menyelenggarakan struktur pengendalian intern dan dikaitkan dengan manfaat dan biaya pengendalian.
            Jadi, pengertian Struktur Pengendalian Intern adalah kebijakan dan prosedur yang di tetapkan untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa tujuan satuan usaha yang spesifik akan dapat di capai. Pengendalian intern meliputi struktur organisasi metode dan prosedur yang dikoordinasikan dan diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk mengamankan harta milik perusahaan, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansinya, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pentingnya Pengendalian Intern
Pengendalian intern sangat penting karena :
a.  Lingkup dan ukuran entitas bisnis semakin kompleks.
b.  Pemeriksaan   dan   penelaahan   bawaan   dalam   system   yang   baikmemberikan   perlindungan   terhadap   kelemahan   manusia   dan   mengurangikemungkinan kekeliruan dan ketidakberesan yang terjadi.
c.  Pengendalian intern yang baik akan mengurangi beban pelaksanaan audit sehingga dapat mengurangi biaya atupun fee audit.
            Oleh karena itu bagi manajemen mempertahankan terus adanya Struktur Pengendalian Intern (SPI) termasuk struktur pelaporan yang baik adalah sangat tepat diperlukan agar dapat melepaskan, menyerahkan atau mendelegasikan wewenang dan tanggung jawabnya dengan tepat.

Struktur Pengendalian Intern satuan usaha terdiri dari tiga unsur:
A. Lingkungan pengendalian
B. Sistem akuntansi
C. Prosedur pengendalian

Berikut ini adalah penjelasan mengenai tiga unsur Struktur Pengendalian Intern:
A.  Lingkungan pengendalian
Faktor-faktor yag terkadung dalam lingkungan pengendalian antara lain:
a.       Filosofi dan Gaya Operasional Manajemen
Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar yang menjadi parameter bagi perusahaan dan karyawannya. (menggambarkan apa yang seharusnya dikerjakan dan yang tidak dikerjakan) Gaya Operasional mencerminkan ide manajer tentang bagaimana kegiatan operasi suatu perusahaan harus dikerjakan (Filosofi perusahaan dikomunikasikan melalui gaya operasi manajemen.
b.      Struktur Organisasi
Salah satu elemen kunci dalam lingkungan pengendalian adalah struktur organisasi. Struktur Organisasi menunjukkan pola wewenang dan tanggung jawab yang ada dalam suatu perusahaan. (Desentralisasi maupun sentralisasi).
c.       Komite Pemeriksa
Dewan komisaris merupakan penghubung antara pemegang saham dengan pihak manajemen perusahaan. Pemegang saham mempercayakan pengendalian atas manajemen melalui dewan komisaris. (jadi semuanya tergantung dari dewan komisaris). Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris untuk melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pengendalian operasional perusahaan.
d.      Metode Pendelegasian Wewenang Dan Tanggung Jawab
Metode pendelegasian wewenang dan tanggung jawab mempunyai pengaruh yang penting dalam lingkungan pengendalian. Biasanya metode ini tercermin dalam suatu bagan organisasi.
e.       Metode Pengendalian Manajemen
Lingkungan pengendalian juga dipengaruhi oleh metode pengendalian manajemen. Metode ini meliputi pengawasan yang efektif (melalui peranggaran), laporan pertanggung jawaban dan audit internal.
f.       Kebijakkan dan praktik kepegawaian
Kebijakan dan praktek yang berhubungan dengan perekrutan, pelatihan, evaluasi, penggajian dan promosi pegawai, mempunyai pengaruh yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan sebagaimana juga dilakukan dalam meminimumkan resiko.
g.      Pengaruh Ekstern
Organisasi harus mematuhi aturan-aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun pihak yang mempunyai juridiksi atas organisasi. Hal tersebut sangat berpengaruh pada pengendalian intern perusahaan.
     B. Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi didefinisikan sebagai suatu elemen struktur pengendalian, metode dan pencatatan yang ditetapkan untuk mengidentifikasi , menganalisis, mengklasifikasi, mencatat dan melaporkan transaksi perusahaan.
System akuntansi yang efektif harus memnuhi :
1.    Mengidentifikasi dan mencatat transaksi yang valid.
2.    Ketepatan waktu dalam pencatatan transaksi.
3.    Pengukuran nilai transaksi dan mencatat dalam nilai yang tepat dalam laporan keuangan.
4.    Menyajikan secara tepat transaksi dan yang berhubungan dengan pengungkapannya dengan laporan keuangan.

     C. Prosedur Pengendalian
Prosedur pengendalian melengkapi struktur pengendalian internal. Prosedur pengendalian diterapkan dalam pada satu jenis transaksi, misalnya penjualan. Klasifikasi dari prosedur pengendalian adalah:
1.    Prosedur otorisasi.
2.    Pemisahan tugas.
3.    Dokumen dan catatan.
4.    Pengendalian akses.

Jika struktur pengendalian intern suatu satuan usaha lemah, maka kemungkinan terjadinya kesalahan, ketidak akuratan ataupun kecurangan dalam perusahaan sangat besar.


     Ada 3 konsep dasar yang berkenaan dengan struktur pengendalian internal.
1.    Tanggung jawab manajemen
Tanggung  jawab manajemen meliputi pengawasan struktur pengendalian internal yang sedamng berjalan dan jika perlu memodifikasinya.
2.    Kewajaran
Manajemen bukan mencari tingkat absolut/mutlak tetapi mencari tingkat yang wajar. Hal ini digunakan untk memastikan bahhwa sasaran dari strukur pengendalian dapat dicapai.
3.    Keterbatasan
Struktur pengendalian internal mempunyai keterbatasan. Keterbatasan tersebut adalah
1.  Faktor manusia yang melakukan fungsi prosedur pengendalian.
2.  Pengendalian tak mengarah pada seluruh transaksi. Maksudnya pengendalian tidak dapat diterapkan pada transaksi non rutin, seperti kejadian luar biasa dan bonus.

Secara umum, Pengendalian Intern merupakan bagian dari masing-masing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional perusahaan atau organisasi tertentu.Sedangkan Sistem Pengendalian Intern merupakan kumpulan dari pengendalian intern yang terintegrasi, berhubungan dan saling mendukung satu dengan yang lainnya.

Pengendalian internal adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan.


Suatu pengendalian intern bisa dikatakan efektif apabila ketiga kategori tujuan perusahaan tersebut dapat dicapai, yaitu dengan kondisi :
a.    Direksi dan manajemen mendapat pemahan akan arah pencapain tujuan perusahaan, dengan, meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga kinerja, tingkat profitabilitas, dan keamanan sumberdaya (asset) perusahaan.
b.    Laporan Kuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang meliputi laporan segmen maupun interim.
c.     Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah taati dan dipatuhi dengan semestinya.


Sruktur pengendalian intern terdiri dari 5 (lima) komponen, yaitu :
1.      Lingkungan Pengendalian
Merupakan dasar dari komponen pengendalian yang lain yang secara umum dapat memberikan acuan disiplin. Meliputi : Integritas, Nilai Etika, Kompetensi personil perusahaan, Falsafah Manajemen dan gaya operasional, cara manajemen di dalam mendelegasikan tugas dan tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan personil, serta, arahan yang diberikan oleh dewan direksi.
Kunci lingkungan pengendalian adalah:
·       Integritas dan Etika.
·       Komitmen terhadap Kompetensi.
·       Struktur Organisasi.
·       Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab.
·       Praktik dan Kebijakan Sumber Daya Manusia yang Baik.

2.      Penilaian Resiko
Identifikasi dan analisa atas resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan yaitu mengenai penentuan “bagaimana resiko dinilai untuk kemudian dikelola”. Komponen ini hendaknya mengidentifikasi resiko baik internal maupun eksternal untuk kemudian dinilai. Sebelum melakukan penilain resiko, tujuan atau target hendaknya ditentukan terlebih dahulu dan dikaitkan sesuai dengan level-levelnya.
Langkah-langkah dalam penaksiran risiko adalah sebagai berikut:
·       Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi risiko.
·       Menaksir risiko yang berpengaruh cukup signifikan.
·       Menentukan tindakan yang dilakukan untuk me-manage risiko.

3.      Aktivitas Pengendalian
Kebijakan dan prosedur yang dapat membantu mengarahkan manajemen hendaknya dilaksanakan. Aktivitas pengendalian hendaknya dilaksanakan dengan menembus semua level dan semua fungsi yang ada di perusahaan.
Aktivitas pengendalian meliputi:
·       Pemisahan fungsi/tugas/wewenang yang cukup.
·       Otorisasi traksaksi dan aktivitas lainnya yang sesuai.
·       Pendokumentasiaan dan pencatatan yang cukup.
·       Pengendalian secara fisik terhadap aset dan catatan.
·       Evaluasi secara independen atas kinerja.
·       Pengendalian terhadap pemrosesan informasi.
·       Pembatasan akses terhadap sumberdaya dan catatan.

 4.   Informasi dan Komunikasi
Menampung kebutuhan perusahaan di dalam mengidentifikasi, mengambil, dan mengkomukasikan informasi-informasi kepada pihak yang tepat agar mereka mampu melaksanakan tanggung jawab mereka. Di dalam perusahaan (organisasi), Sistem informasi merupakan kunci dari komponen pengendalian ini. Informasi internal maupun kejadian eksternal, aktifitas, dan kondisi maupun prasyarat hendaknya dikomunikasikan agar manajemen memperoleh informasi mengenai keputusan-keputusan bisnis yang harus diambil, dan untuk tujuan pelaporan eksternal.

4.      Pengawasan
Pengendalian intern seharusnya diawasi oleh manajemen dan personil di dalam perusahaan. Ini merupakan kerangka kerja yang diasosiasikan dengan fungsi internal audit di dalam perusahaan (organisasi), juga dipandang sebagai pengawasan seperti aktifitas umum manajemen dan aktivitas supervise. Adalah penting bahwa defisiensi pengendalian intern hendaknya dilaporkan ke atas. Dan pemborosan yang serius seharusnya dilaporkan kepada manajemen puncak dan dewan direksi, hal ini meliputi :
·       Mengevaluasi temuan-temuan, reviu, rekomendasi audit secara tepat.
·       Menentukan tindakan yang tepat untuk menanggapi temuan dan rekomendasi dari audit dan reviu.
·       Menyelesaikan dalam waktu yang telah ditentukan tindakan yang digunakan untuk menindaklanjuti rekomendasi yang menjadi perhatian manajemen.

Kelima komponen ini terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat memberikan kinerja sistem yang terintegrasi yang dapat merespon perubahan kondisi secara dinamis. Sistem Pengendalian Internal terjalin dengan aktifitas opersional perusahaan, dana akan lebih efektif apabila pengendalian dibangun ke dalam infrastruktur perusahaan, untuk kemudian menjadi bagian yang paling esensial dari perusahaan (organisasi).


Tujuan Struktur Pengendalian Intern
Tujuan struktur pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan memadai dalam mencapai tiga golongan tujuan, yaitu:
1.  Keandalan laporan keuangan.
2.  Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
3.  Efektivitas dan efisiensi operasi.


Secara umum, prosedur-prosedur pengendalian termasuk dalam satu dari lima kategori berikut ini :
1.  Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai.
2.  Pemisahan tugas.
3.  Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai.
4.  Penjagaan aset dan catatan yang memadai.
5.  Pemeriksaan independen atas kinerja


3. Ancaman Terhadap SIA
    
     Jenis-jenis Ancaman Terhadap Sistem Informasi :
            Keamanan merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian sistem informasi, yang dimaksudkan untuk mencegah ancaman terhadap sistem serta untuk mendeteksi dan membetulkan akibat segala kerusakan sistem.
Ancaman terhadap sistem informasi dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu ancaman aktif dan ancaman pasif.
a.  Ancaman aktif, mencakup:
          1.  Kecurangan.
          2.  Kejahatan terhadap komputer.
b.  Ancaman pasif, mencakup:
     1.  Kegagalan sistem.
     2.  Kesalahan manusia.
     3.  Bencana alam.

          Ancaman lain berupa kecurangan dan kejahatan komputer. Ancaman ini mendasarkan pada komputer sebagai alat untuk melakukan tindakan yang tidak benar. Penggunaan sistem berbasis komputer terkadang menjadi rawan terhadap kecurangan (fraud)dan pencurian.

Metode yang umum digunakan oleh orang dalam melakukan penetrasi terhadap sistem berbasis komputer ada 6 macam (Bonar dan Hopwood, 1993), yaitu: 
  • Pemanipulasian masukan.
  • Penggantian program.
  • Penggantian secara langsung.
  • Pencurian data.
  • Sabotase.
  • Penyalahgunaan dan pencurian sumber daya komputasi.
           Dalam banyak kecurangan terhadap komputer, pemanipulasian masukan merupakan metode yang paling banyak digunakan, mengingat hal ini bisa dilakukan tanpa memerlukan ketrampilan teknis yang tinggi. Pemanipulasian melalui program biasa dilakukan oleh para spesialis teknologi informasi.Pengubahan berkas secara langsung umum dilakukan oleh orang yang punya akses secara langsung terhadap basis data.
          
           Pencurian data kerap kali dilakukan oleh “orang dalam” untuk dijual. Salah satu kasus terjadi pada Encyclopedia Britanica Company (bodnar dan Hopwood, 1993). Perusahaan ini menuduh seorang pegawainya menjual daftar nasabah ke sebuah pengiklan direct mail seharga $3 juta.
          
           Sabotase dapat dilakukan dengan berbagai cara. Istilah umum untuk menyatakan tindakan masuk kedalam suatu sistem komputer tanpa otorisasi, yaitu hacking. Pada masa kerusuhan rahun 1998, banyak situs Web badan-badan pemerintah di Indonesia diacak-acak oleh para cracker.


4. Klasifikasi Pengendalian Intern

    Klasifikasi Pengendalian Intern:

     1.  Menurut tujuannya, bedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:
          a.  Pengendalian preventif dimaksudkan untuk mencegah masalah sebelum masalah tersebut benar-benar terjadi.
          b.  Pengendalian detektif untuk menemukan masalah segera setelah masalah tersebut terjadi.
          c.  Pengendalian korektif dimaksudkan untuk memcahkan masalah yang ditemukan oleh pengendalian detektif.

     2.  Menurut waktu pelaksanaannya, dibagi dalam dua kelompok yaitu:
          a.  Pengendalian umpan balik (feedback control) adalah pengendalian yang termasuk dalam kelompok pengendalian preventif karena jenis pengawasan ini memonitor proses dan input untuk memprediksi masalah yang akan terjadi (potential problem).
          b.  Pengendalian dini (feedforward control) pengendalian yang masuk dalam kelompok pengendalian detektif, karena jenis pengawasan ini mengukur sebuah proses dan menyesuaikannya apabila terjadi penyimpangan dari rencana semual.

3.  Menurut objek yang dikendalikan, maka dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a.  Pengawasan umum (general control) adalah pengawasan yang dirancang untuk menjamin bahwa lingkungan pengawasan oragnisasi mantap dan dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas pengawasan aplikasi.
b.  Pengawasan aplikasi (application control) adalah pengawsan ayng digunakan untuk mencegah, mendeteksi, dan membetulkan kesalahan transaksi saat trnsaksi tersebut diproses.
4.  Menurut tempat implementasi dalam siklus pengolahan data, dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
     a.  Pengawasan input dirancang untuk menjamin bahwa hanya data yang sah (valid), akurat, dan diotorisasi saja yang dimasukkan dalam proses.
     b.  Pengawsan proses dirancang untuk menjamin bahwa semua transaksi diproses secara akurat dan lengkap, dan semua file dan record di-update secara tepat.
     c.  Pengawasan output dirancang untuk menjamin bahwa keluaran sistem diawasi dengan semestinya.

   
5. Pengendalian CBIS

            CBIS atau Computer Base Information System mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah sistem informasi, meskipun secara teoritis, penerapan sebuah sistem informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam kegiatannya, namun pada prakteknya dengan data dan kebutuhan informasi yang begitu kompleks maka peran teknologi komputer begitu dibutuhkan, peran komputer inilah yang dikenal dengan istilah “computer based” karena digunakan untuk mengolah informasi dalam sebuah sistem maka disebut “Computer Base Information System” atau sistem informasi berbasis komputer.

         CBIS ini diharapkan dapat menghasilkan informasi yang berkualitas, sehingga tujuan organisasi (user) dapat tercapai secara effisien dan efektif dengan hasil yang maksimal dalam proses yang optimal dan 5 (lima) hal pokok yang merupakan manfaat dari

Sistem Informasi dalam pengendalian Manajemen Organisasi adalah :
  • Penghematan waktu (time saving)
  • Penghematan biaya (cost saving)
  • Peningkatan efektifitas (effectiveness)
  • Pengembangan teknologi (technology development)
  • Pengembangan personil akuntansi (accounting staff development)

Sub Sistem dari Sistem Informasi Berbasis Komputer
Sub sistem dari CBIS adalah :
  1. Sistem Informasi Akuntansi
  2. Sistem Informasi Manajemen
  3. Sistem Pendukung Keputusan
  4. Automasi Kantor (Office Automation)
  5. Sistem Pakar
Berikut ini adalah penjelasan dari sub sistem dari CBIS:
1.      Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan Akuntansi. Akuntansi sendiri sebenarnya adalah sebuah sistem informasi. Sistem ini merupakan sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis.
Tugas Utama Sistem Informasi Akutansi
·       Pengumpulan data : setiap tindakan yang dilakukan oleh perusahaan yang melibatkan elemen lingkungan maka kegiatan tersebut disebut dengan transaksi, tindakan tersebut dijelaskan dengan sebuah catatan data, pencatatan ini dikenal dengan istilah pengolahan transaksi. Sistem pengolahan data mengumpulkan data yang menjelaskan setiap tindakan internal perusahaan dan transaksi lingkungan perusahaan.

·       Manipulasi data :  tugas yang berupa pengubahan data menjadi informasi. Manipulasi data meliputi :
    1. Classification : identifikasi dan pengelompokan data menggunakan pengkodean terhadap catatan transaksi.
2.      Sorting : penyusunan sesuai urutan tertentu berdasarkan kode atau elemen data lainnya.
    1. Calculating : operasi aritmatika dan logika yang dilakukan pada elemen data.
    2. Summarizing : penyimpulan data sehingga dihasilkan total, rata-rata dan lain-lain.

·       Penyimpanan data : data yang telah dicatat kemudian disimpan dalam media penyimpanan sekunder, dan diintegrasikan secara logis dalam bentuk database.

·       Menyediakan dokumen : SIA menghasilkan informasi untuk individu atau organisasi baik didalam maupun diluar perusahaan, yang dipicu oleh dua hal, yaitu:
    1. Tindakan yaitu output yang dihasilkan jika terjadi sesuatu
    2. Waktu yaitu output yang dihasilkan pada saat tertentu.

Karakteristik Sistem Informasi Akutansi
·       Melaksanakan tugas yang diperlukan
·       Berpegang pada prosedur yang relatif standar
·       Menangani data yang rinci
·       Berfokus pada historis
·       Menyediakan informasi pemecahan masalah minimal
Peran Sistem Informasi Akutansi Dalam CBIS
·       SIA menghasilkan beberapa output informasi dalam bentuk laporan akuntansi standar.
·       SIA menyediakan database yang lengkap untuk digunakan dalam pemecahan masalah.
2.      Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Sistem Informasi Manajemen (SIM) memproses berbagai transaksi non-keuangan yang tidak bisa diproses oleh Sistem Informasi Akuntansi. Bagaimana pun juga sistem informasi manajemen di laksanakan dengan kerja bersama. Dengan mendukung semua ide dari masing-masing grup yang melakukan kerja di lapangan dan bagaimana kita memberikan semangat yang tinggi buat karyawan.

Sistem informasi manajemen adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. 
Tujuan Umum
·         Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen
·         Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan
·         Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan
Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas :
·         Perencanaan : formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah aktivitas manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut.
·         Pengendalian : perencanaan hanyalah setengah dari peretempuran. Setelah suatu rencana dibuat, rencana tersebut harus diimplementasikan, dan manajer serta pekerja harus memonitor pelaksanaannya untuk memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Aktivitas manajerial untuk memonitor pelaksanaan rencana dan melakukan tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut kebutuhan.
·         Pengambilan Keputusan : proses pemilihan di antara berbagai alternative disebut dengan proses pengambilan keputusan. Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara perencanaan dan pengendalian. Manajer harus memilih di antara beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih. Hanya satu dari beberapa rencana yang dapat dipilih. Komentar serupa dapat dibuat berkenaan dengan fungsi pengendalian.
3.    Sistem Pendukung Keputusan
Dalam upaya memecahkan masalah seorang problem solver akan banyak membuat keputusan. Keputusan harus diambil untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif atau untuk memanfaatkan peluang.

Keputusan terbagi menjadi :
·         Keputusan terprogram, bersifat berulang dan rutin.
·         Keputusan tak terprogram, bersifat baru dan tidak terstruktur, tidak ada metode pasti untuk menanganinya karena belum pernah terjadi sebelumnya.
Empat tahap dalam pengambilan keputusan, yaitu :
·         Kegiatan Intelejen yaitu mengamati lingkungan untukmencari kondisi yang perlu diperbaiki.
·         Kegiatan Merancang, yaitu menemukan, mengembangkan, dan menganalisis berbagai alternatif tindakan yang mungkin.
·         Kegiatan Memilih yaitu memilih salah satu rangkaian tindakan diantara alternatif.
·         Kegiatan Review yaitu menilai pilihan-pilihan yang lalu.


Jenis Decision Support System
·         Jenis pertama hanya memungkinkan manajer mengambil elemen keputusan, seperti bertanya berapa jumlah penjualan wilayah X.
·         Jenis kedua menungkinkan memperoleh laporan khusus dari suatu file, misalnya laporan persediaan.
·         Jenis ketiga memungkinkan manajer mendapat laporan yang berasal dari berbagai file, seperti laporan laba rugi.
·         Jenis keempat memungkinkan manajer melihat dampak-dampak berbagai keputusan. Misalnya perubahan harga produk dan implikasinya terhadap keuntungan.
·         Jenis kelima memungkinkan manajer menerima usulan keputusan, misalnya memperolah harga jual optimal yang diproleh dari sebuah model matematika.
·         Jenis keenam adalah DSS yang mampu memberikan keputusan, misalnya komputer yang memutuskan besarnya premi untuk nasabah berusia dibawah 25, bekerja di Trans Am, Tinggal Di Houston dll.
Tiga DSS pertama cukup dengan menggunakan database query, sedangkan tiga terakhir harus menyertakan model matematika.

Tujuan Decision Support System
·         Membantu manajer membuat keputusan untuk pemecahan masalah semi terstruktur.
·         Mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya.
·         Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer dari pada efisiensinya.
4.    Automasi Kantor (Office Automation)

Official automation, kini disebut dengan istilah kantor virtual, mencakup semua sistem elektronik formal dan informal terutama berkaitan dengan komunikasi informasi ke dan dari orang – orang di dalam maupun diluar perusahaan. 
Pengguna Official automation dibagi menjadi empat kategori yaitu :
·         Manajer, yang bertanggung jawab dalam mengelola sumber daya perusahaan.
·         Profesional, tidak mengelola tetapi menyumbangkan keahlian khusus yang membedakan mereka dengan sekretaris dan pegawai administrasi.
·         Sekretaris, ditugaskan untuk membantu pekerja terdidik (Manajer & Profesional) untuk melaksanakan berbagai tugas korespondensi, menjawab telepon, dan mengatur jadwal pertemuan.
·         Pegawai Administrasi, melaksanakan tugas-tugas untuk sekretaris, seperti mengioperasikan mesin fotokopi, menyusun dokumen, menyimpan dokumen, dan mengirim surat.
Tujuan Official Automation 
·         Menghindari Biaya, komputer tidak dapat menggantikan pegawai saat ini, tetapi setidaknya menunda penambahan poegawai yang diperlukan untuk menangani penambahan beban kerja
·         Pemecahan Masalah kelompok, memberikan kontribusi untuk komunikasi antar manajer
·         Pelengkap, OA tidak dapat menggantikan komunikasi interpersonal tradisional seperti tatap muka, percakapan telepon, tulisan memo, dan sejenisnya, tetapi OA bersifat melengkapi sehingga jika dikombinasikan dengan media tradisional akan memberikan sinergi.
Aplikasi Official Automation :
·         Word Processing
·         E-Mail
·         Voice Mail
·         Electronic Calendaring
·         Audio Conferencing
·         Video Conferencing
·         Computer Conferencing
·         Facsimile
·         Videotex
·         Imaging
·         Desktop Publishing
5.      Sistem Pakar

Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelelasikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli. Dengan sistem pakar ini, orang awampun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar ini juga akan membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman.


Blog, Updated at: 22.29

Diberdayakan oleh Blogger.